sebagai orang berdukacita, namun senantiasa bersukacita; sebagai orang miskin, namun memperkaya banyak orang; sebagai orang tak bermilik, sekalipun kami memiliki segala sesuatu.
Arti dan Makna 2 Korintus 6:10
Dalam konteks ini, Paulus menggambarkan paradoks kehidupan seorang Kristen. Meskipun dia dan rekan-rekan pelayanannya sering mengalami kesulitan dan kekurangan dalam hal materi atau kondisi fisik, mereka tetap kaya dalam hal rohani.
“Miskin” di sini bukan berarti secara harfiah tidak memiliki apa-apa, tetapi lebih kepada keadaan mereka yang sering kali hidup dalam penderitaan dan kesulitan. Namun, mereka merasa kaya dalam pengertian rohani karena mereka memiliki hubungan dengan Tuhan dan berkat-berkat rohani yang jauh lebih berharga.
Meskipun hidup dalam keadaan yang sulit, Paulus menegaskan bahwa mereka memiliki “segala sesuatu” dalam Kristus. Artinya, meskipun mereka tidak memiliki kekayaan duniawi, mereka memiliki segala yang penting dan kekal dalam Tuhan—keselamatan, damai sejahtera, dan janji hidup yang kekal. Semua berkat rohani ini lebih berharga daripada kekayaan materi.
Ayat ini juga menunjukkan kontras antara nilai-nilai duniawi dan nilai-nilai Kerajaan Allah. Dunia mengukur kekayaan dan kesuksesan dengan harta benda atau status sosial, tetapi Paulus mengajarkan bahwa kekayaan sejati adalah dalam Kristus, yang tidak dapat diukur dengan standar dunia.
Dengan demikian, 2 Korintus 6:10 mengajarkan tentang pentingnya kekayaan rohani yang dimiliki orang Kristen, meskipun mereka mungkin tampak miskin atau menderita secara fisik di mata dunia. Kekayaan sejati datang dari hubungan dengan Tuhan, bukan dari hal-hal duniawi.