Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran.
Makna Hosea 6:6
Suara Tuhan bergema melalui nabi Hosea, menyampaikan isi hati-Nya yang penuh kasih tetapi juga terluka oleh ketidaksetiaan umat-Nya. Dalam firman-Nya, Tuhan berkata, “Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih daripada korban-korban bakaran.”
Di balik kata-kata ini, Tuhan mengungkapkan apa yang benar-benar berharga bagi-Nya. Bukan ritual yang dilakukan secara mekanis, bukan korban yang disajikan tanpa hati, tetapi kasih yang tulus dan hubungan yang sejati dengan-Nya.
Sejak lama, umat Israel telah terbiasa mempersembahkan korban sesuai hukum Taurat, tetapi hati mereka jauh dari Tuhan. Mereka berpikir bahwa ibadah bisa menggantikan kesetiaan, bahwa persembahan bisa menutupi ketidaktaatan mereka.
Namun, Tuhan tidak mencari ritual kosong. Ia tidak menginginkan pengorbanan yang dilakukan hanya karena kewajiban, tanpa kasih dan tanpa kesadaran akan siapa Dia. Yang Tuhan rindukan adalah hati yang mengasihi-Nya dengan tulus dan hidup yang mencerminkan pengenalan akan Dia.
Kata “kasih setia” dalam ayat ini berasal dari bahasa Ibrani hesed, yang mengandung makna kesetiaan yang dalam, kasih yang bertahan dalam segala keadaan. Tuhan menginginkan agar umat-Nya tidak hanya menyembah-Nya dengan bibir, tetapi juga dengan hidup yang dipenuhi kasih, keadilan, dan kebenaran.
Melalui ayat ini, Tuhan mengajarkan bahwa hubungan dengan-Nya jauh lebih penting daripada sekadar menjalankan ritual keagamaan. Korban yang sejati bukanlah domba atau lembu yang disembelih, tetapi hati yang taat, kasih yang nyata, dan pengenalan yang mendalam akan Tuhan.