Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk makan, atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan.

Arti dan Makna Lukas 22:27

Dalam Lukas 22:27, Yesus mengajarkan sebuah prinsip yang bertentangan dengan pola pikir dunia. Ia berkata:

“Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk makan, atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan? Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan.”

Ayat ini muncul dalam konteks perjamuan terakhir, di mana para murid justru berdebat tentang siapa yang terbesar di antara mereka. Pada saat itu, mereka masih memiliki pola pikir duniawi, yang mengukur kebesaran berdasarkan kekuasaan, jabatan, dan penghormatan dari orang lain. Tetapi Yesus membalikkan cara pandang mereka dan menegaskan bahwa dalam Kerajaan Allah, yang terbesar bukanlah yang berkuasa, melainkan yang melayani.

Dengan menggunakan gambaran tentang orang yang duduk makan dan orang yang melayani, Yesus menunjukkan bagaimana dunia biasanya menilai posisi seseorang. Dalam kehidupan sehari-hari, orang yang duduk makan di meja dianggap lebih penting daripada pelayan yang melayani mereka. Namun, Yesus tidak datang untuk dilayani, melainkan untuk melayani (Markus 10:45).

Yesus memberikan contoh nyata dengan hidup-Nya sendiri. Meskipun Ia adalah Tuhan, Raja segala raja, Ia merendahkan diri-Nya untuk melayani manusia. Dalam peristiwa yang sama sebelum perjamuan ini, Ia bahkan membasuh kaki murid-murid-Nya (Yohanes 13:4-5), sebuah tindakan yang biasanya dilakukan oleh hamba. Dengan melakukan ini, Yesus menunjukkan bahwa kepemimpinan sejati bukanlah soal menguasai orang lain, tetapi soal mengorbankan diri dan melayani dengan kasih.

Makna dari ayat ini sangat mendalam bagi kehidupan orang percaya. Yesus mengajarkan bahwa kebesaran sejati bukan diukur dari seberapa banyak kita menerima kehormatan, tetapi dari seberapa banyak kita bersedia melayani orang lain dengan kerendahan hati. Dalam Kerajaan Allah, kemuliaan terbesar diberikan kepada mereka yang rela merendahkan diri dan melayani sesama, seperti Kristus telah melayani kita.

Dengan kata lain, kepemimpinan dalam kekristenan bukan soal otoritas, tetapi soal pelayanan. Yesus memanggil kita untuk meneladani-Nya dengan mengutamakan kasih dan kerendahan hati dalam setiap aspek kehidupan. Sebab di mata Tuhan, yang terbesar adalah mereka yang bersedia menjadi hamba bagi orang lain.

Latar Belakang dan Tujuan Ditulisnya Injil Lukas

Injil Lukas adalah salah satu dari empat Injil dalam Perjanjian Baru Alkitab Kristen. Latar belakang penulisan Injil Lukas berkaitan erat dengan kehidupan dan pelayanan Yesus Kristus serta pertumbuhan gereja perdana.

Tujuan utama penulisan Injil ini adalah untuk memberikan catatan yang akurat dan terperinci tentang kehidupan, ajaran, kematian, dan kebangkitan Yesus Kristus, serta untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang iman Kristen kepada pembaca.

Tujuan

Lukas menulis Injil ini untuk:

  • Memberikan catatan sejarah yang akurat tentang Yesus: Lukas ingin meluruskan kesalahpahaman dan memberikan informasi yang tepercaya tentang kehidupan, kematian, dan kebangkitan Yesus.
  • Menjelaskan ajaran Yesus: Lukas ingin membantu orang-orang, terutama Teofilus, memahami ajaran Yesus dengan lebih jelas, termasuk bagaimana Yesus menggenapi nubuat-nubuat dalam Perjanjian Lama.
  • Memperkuat iman jemaat: Lukas ingin meneguhkan iman orang Kristen di tengah penganiayaan dan kesalahpahaman.

Konteks Sejarah

Injil Lukas ditulis sekitar tahun 60-80 Masehi, setelah Injil Matius dan Markus. Ini adalah periode di mana gereja sedang berkembang pesat, dan Lukas ingin menyediakan catatan yang akurat tentang kehidupan Yesus untuk memperkuat iman dan ajaran gereja yang baru.

Ciri Khas Injil Lukas

  • Gaya bahasa yang terstruktur dan terencana: Lukas menulis dengan gaya bahasa yang sistematis dan terstruktur, seperti seorang sejarawan.
  • Penekanan pada kasih dan belas kasihan Yesus: Lukas menekankan bagaimana Yesus menunjukkan kasih dan belas kasihan kepada orang-orang miskin, terpinggirkan, dan berdosa.
  • Banyak kisah yang unik: Lukas mencatat kisah-kisah yang tidak ditemukan dalam Injil lain, seperti kisah Natal dan kisah perempuan Samaria.

Secara keseluruhan, Injil Lukas memberikan informasi penting tentang Yesus dan ajarannya. Lukas menekankan kasih dan belas kasihan Yesus, dan memberikan penguatan bagi orang Kristen di tengah tantangan.

Poin penting di dalamnya

  1. Injil Lukas adalah Injil terpanjang dan paling terstruktur.
  2. Injil ini sering disebut "Injil untuk orang-orang terbuang" karena fokusnya pada kasih
  3. Yesus kepada orang-orang yang terpinggirkan.
  4. Injil Lukas adalah sumber utama informasi tentang masa kecil Yesus.

Renungan

  • Apa yang paling Anda pelajari tentang Yesus dari Injil Lukas?
  • Bagaimana Injil Lukas dapat membantu Anda dalam hidup Anda?
  • Bagaimana Anda dapat membagikan pesan Injil Lukas dengan orang lain?

Ringkasan

Latar belakang dan tujuan ditulisnya Injil Lukas dalam Alkitab adalah untuk memberitakan sejarah Yesus yang benar, yang didasarkan pada kesaksian orang yang sudah melihat dan mendengar langsung mukjizat dan pengajaran Yesus. Injil Lukas ditulis oleh Lukas, seorang tabib Yunani yang mengikut Paulus di Troas.

Tujuan penulisan Injil Lukas adalah untuk menyediakan basis sejarah dari pengaharapan orang-orang Kristen, bahwa apa yang telah diajarkan sungguh benar. Injil ini ditulis pada antara tahun 63 sampai 68 M, yaitu sebelum kejatuhan Yerusalem.

Latar belakang dan tujuan ditulisnya Injil Lukas adalah untuk menyediakan sejarah Yesus yang benar, mengingatkan orang-orang Kristen tentang keilahian Yesus sebagai Putra Allah, Pendamaian Kristus, kehidupan kekal, Roh Kudus, dan ajaran-ajaran Juruselamat. Injil Lukas ditulis untuk membantu siswa mengenal Bapa Surgawi melalui pelayanan Putra-Nya, Yesus Kristus.

Write A Comment