“Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga. Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”

Arti dan Makna Matius 6:1-4

  1. “Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga.
  2. Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu dengan trompet, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
  3. Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu.
  4. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”

Makna dan Penjelasan

Yesus mengajarkan bahwa dalam melakukan perbuatan baik, terutama dalam memberi kepada orang lain, motivasi hati seseorang sangatlah penting. Dia menegur kebiasaan orang-orang yang memberi dengan tujuan mencari pujian dan pengakuan dari manusia, bukan karena kasih yang tulus.

Di zaman itu, ada orang-orang Farisi yang sengaja memamerkan kebaikan mereka, termasuk saat memberi sedekah, agar dianggap sebagai orang suci dan dihormati oleh masyarakat. Yesus mengatakan bahwa mereka sudah mendapat upahnya, yaitu pujian manusia, tetapi mereka kehilangan berkat yang sejati dari Tuhan.

Sebaliknya, Yesus mengajarkan bahwa memberi haruslah dilakukan dengan rendah hati dan tanpa pamrih. Frasa “janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu” adalah ungkapan yang menekankan pentingnya ketulusan. Artinya, seseorang harus memberi tanpa ada niat untuk memamerkan atau menghitung-hitung jasanya sendiri.

Janji Yesus dalam ayat 4 adalah bahwa Tuhan melihat segala sesuatu, bahkan yang tersembunyi. Jika seseorang memberi dengan hati yang murni, tanpa mencari perhatian atau penghargaan dari manusia, maka Tuhan sendiri yang akan memberikan upah. Upah ini bukan hanya berkat materi, tetapi bisa berupa damai sejahtera, sukacita, dan hubungan yang lebih dekat dengan-Nya.

Yesus mengajarkan bahwa memberi bukan soal seberapa banyak, tetapi soal hati yang tulus. Tuhan tidak menghendaki tindakan yang hanya dilakukan untuk kepentingan pribadi atau pencitraan. Sebaliknya, Dia menghargai pemberian yang dilakukan dengan kasih yang sejati, tanpa keinginan untuk dipuji.

Pesan ini menantang setiap orang percaya untuk memeriksa motivasi mereka dalam melakukan kebaikan. Apakah kita memberi karena benar-benar peduli, ataukah kita ingin mendapatkan pengakuan? Jika kita memberi dengan tulus dan tanpa pamrih, maka Tuhan sendiri yang akan membalasnya dengan cara-Nya yang jauh lebih indah.

Write A Comment