Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus. Karena barangsiapa melayani Kristus dengan cara ini, ia berkenan pada Allah dan dihormati oleh manusia.

Arti dan Makna Roma 14:17-18

Dalam konteks pasal ini, Paulus berbicara kepada jemaat yang sedang menghadapi perbedaan dalam hal makanan dan praktik keagamaan. Ada yang merasa bebas untuk makan segala sesuatu, sementara yang lain merasa harus menjaga aturan makanan tertentu.

Perdebatan ini menciptakan perpecahan, dan Paulus ingin mengingatkan bahwa Kerajaan Allah tidak bergantung pada hal-hal lahiriah seperti makanan dan minuman, tetapi pada realitas yang lebih dalam—yaitu kehidupan yang dikuasai oleh kebenaran, damai sejahtera, dan sukacita dalam Roh Kudus.

  1. Kebenaran
    Paulus menekankan bahwa inti dari hidup dalam Kerajaan Allah adalah kebenaran—bukan dalam pengertian hukum Taurat, tetapi kebenaran yang datang dari iman kepada Kristus. Orang percaya dipanggil untuk hidup dalam kebenaran yang sejati, yaitu melakukan apa yang berkenan di hadapan Allah dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya.
  2. Damai Sejahtera
    Damai sejahtera dalam ayat ini bukan sekadar perasaan tenang, tetapi sebuah keadaan di mana seseorang berdamai dengan Allah dan juga dengan sesama. Paulus ingin jemaat Roma memahami bahwa dalam komunitas orang percaya, kesatuan lebih penting daripada perbedaan pendapat mengenai hal-hal lahiriah. Jika seseorang mengutamakan kasih dan damai, maka ia sedang mencerminkan sifat dari Kerajaan Allah.
  3. Sukacita oleh Roh Kudus
    Sukacita yang dimaksud di sini bukanlah kebahagiaan yang bergantung pada situasi duniawi, tetapi sukacita yang berasal dari hubungan dengan Allah. Roh Kudus memberikan penghiburan dan kekuatan sehingga orang percaya dapat bersukacita bahkan di tengah pergumulan dan perbedaan.

Ayat 18 kemudian menegaskan bahwa siapa pun yang melayani Kristus dengan cara ini—yaitu dengan hidup dalam kebenaran, damai sejahtera, dan sukacita dalam Roh Kudus—akan berkenan kepada Allah dan dihormati oleh manusia. Artinya, hidup yang dipimpin oleh Roh Kudus bukan hanya menyenangkan Allah tetapi juga membawa dampak positif bagi sesama.

Pesan utama dari ayat ini adalah bahwa iman Kristen bukanlah sekadar soal aturan lahiriah, tetapi soal hubungan yang hidup dengan Allah dan sesama. Di tengah perbedaan dalam komunitas, kita dipanggil untuk lebih mengutamakan kasih, persatuan, dan kehidupan yang mencerminkan nilai-nilai Kerajaan Allah. Dengan demikian, hidup kita akan menjadi kesaksian yang memuliakan Tuhan dan membawa damai bagi dunia di sekitar kita.

Write A Comment