Tetapi kasih karunia, yang dianugerahkan-Nya kepada kita, lebih besar dari pada itu. Karena itu Ia katakan: “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.
Arti dan Makna Yakobus 4:6
Ayat ini menyampaikan pesan yang sangat mendalam tentang kasih karunia Tuhan dan bagaimana hati manusia harus bersikap di hadapan-Nya.
Pertama, ayat ini menegaskan bahwa kasih karunia Tuhan lebih besar daripada segala kelemahan dan pergumulan manusia. Tuhan tidak pernah kekurangan kasih atau belas kasihan untuk menolong mereka yang bersedia datang kepada-Nya dengan hati yang terbuka dan berserah. Tidak peduli seberapa besar kegagalan atau kesalahan seseorang, kasih karunia Tuhan selalu cukup untuk mengangkat, mengampuni, dan memberi kekuatan baru.
Namun, ada peringatan yang jelas dalam ayat ini—Tuhan menentang orang yang congkak. Kesombongan adalah sikap hati yang menolak untuk bergantung pada Tuhan dan lebih mengandalkan kekuatan sendiri.
Orang yang sombong merasa tidak membutuhkan Tuhan, menganggap dirinya cukup kuat, cukup bijaksana, atau cukup benar untuk berjalan sendiri. Tetapi Tuhan tidak bisa bekerja dalam hati yang penuh dengan kesombongan, sebab kesombongan menjauhkan seseorang dari kasih karunia-Nya.
Sebaliknya, Tuhan mengasihani orang yang rendah hati. Rendah hati bukan berarti merasa tidak berharga atau lemah, tetapi menyadari bahwa tanpa Tuhan, kita tidak bisa melakukan apa pun. Kerendahan hati adalah sikap yang bersedia menerima koreksi, belajar, dan berserah kepada kehendak Tuhan. Orang yang rendah hati menyadari keterbatasannya dan mencari Tuhan sebagai sumber kekuatan dan hikmat.
Ayat ini mengajarkan bahwa untuk menerima kasih karunia Tuhan, seseorang harus memiliki hati yang rendah di hadapan-Nya. Tuhan ingin mengangkat dan memberkati mereka yang datang kepada-Nya dengan kerendahan hati, bukan mereka yang sombong dan merasa cukup dengan dirinya sendiri.
Ini adalah undangan bagi setiap orang untuk meninggalkan kesombongan, membuka hati, dan menerima kasih karunia Tuhan yang lebih besar daripada kesalahan, ketakutan, atau kegagalan. Sebab di dalam kasih karunia-Nya, ada pengampunan, pemulihan, dan kekuatan untuk menjalani hidup sesuai dengan kehendak-Nya.